Kamis, 03 Mei 2012

kepribadian (ANTROPOLOGI)


Antropologi sosial-budaya atau lebih sering disebut antropologi budaya berhubungan dengan apa yang sering disebut dengan etnologi. Ilmu ini mempelajari tingkah laku manusia, baik itu tingkah laku individu atau tingkah laku kelompok. Tingkah laku yang dipelajari disini bukan hanya kegiatan yang bisa diamati dengan mata saja, tetapi juga apa yang ada dalam pikiran mereka.
Pada manusia, tingkah laku ini tergantung pada proses pembelajaran. Apa yang mereka lakukan adalah hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh manusia sepanjang hidupnya secara disadari atau tidak. Mereka mempelajari bagaimana bertingkah laku ini dengan cara mencontoh atau belajar dari generasi diatasnya dan juga dari lingkungan alam dan sosial yang ada disekelilingnya.
Inilah yang oleh para ahli antropologi disebut dengan kebudayaan. Kebudayaan dari kelompok -kelompok manusia, baik itu kelompok kecil maupun kelompok yang sangat besar inilah yang menjadi objek spesial dari penelitian-penelitian antropologi budaya. Dalam perkembangannya antropologi budaya ini memecah lagi kedalam bentuk bentuk spesialisasi atau pengkhususan disesuaikan dengan bidang kajian yang dipelajari atau diteliti.
Antropologi hukum yang mempelajari bentuk-bentuk hukum pada kelompok-kelompok masyarakat atau antropologi ekonomi yang mempelajari gejala -gejala serta bentuk-bentuk perekonomian pada kelompok-kelompok masyarakat adalah dua contoh dari sekian banyak bentuk spesialasi dalam antropologi budaya.
Maka kemudian, apa yang dimaksud dengan kepribadian atau personality itu? Kepribadian adalah susunan akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku dari tiap-tiap individu manusia itu (Koentjaraningrat, 2002: 102). Disini, peran antropologi budaya adalah meneliti tingkah laku yang dihasilkan dari suatu kepribadian. Kepribadian merupakan wujud dari tingkah laku seorang manusia. Budaya tersebut akhirnya muncul dari sekumpulan kepribadian juga. Setiap individu pasti mempunyai kepribadian yang berbeda satu dengan yang lain.
Kelompok-kelompok masyarakat memiliki visi yang sama namun orang-orang di dalamnya memiliki kepribadian yang berbeda. Mereka dapat menyatukan perbedaan menjadi masyarakat yang bersatu dan mempunyai suatu kebudayaan tersendiri.
Kelompok-kelompok masyarakat tersebut membentuk suatu sistem pranata sosial yang mempunyai aturan-aturan tersendiri yang telah disepakati bersama. Di dalam pranata sosial juga terdapat pola-pola yang bisa mempengaruhi kepribadian. Pola-pola itu mempengaruhi dalam bentuk akulturasi dan asimilasi.
Unsur-Unsur Kepribadian
1. Pengetahuan
Unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seorang manusia yang sadar, secara nyata terkandung dalam otaknya. Dalam lingkungan individu itu ada bermacam-macam hal yang dialaminya melalui penerimaan pancaindera-nya serta alat penerima atau reseptor organismenya yang lain, sebagai getaran eter (cahaya dan warna), getaran akustik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan mekanikal (berat-ringan), tekanan termikal (panas-dingin) dan sebagainya, yang masuk ke dalam sel-sel tertentu di bagian-bagian tertentu dari otaknya. Di sana berbagai proses fisik, fisiologi, dan psikologi terjadi, yang menyebabkan berbagai macam getaran tekanan tadi, kemudian diolah menjadi suatu susunan yang dipancarkan atau diproyeksikan oleh individu tersebut menjadi suatu penggambaran tentang lingkungan tadi. Seluruh proses akal yang sadar (conscious) tadi, dalam ilmu psikologi disebut “persepsi”.
2. Perasaan
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan. Kalau orang pada suatu hari yang luar biasa panasnya melihat papan gambar reklame minuman Green Spot berwarna yang tampak segar dan nikmat, maka persepsi itu menyebabkan seolah-olah terbayang di mukanya suatu penggambaran segelas Green Spot yang dingin dan penggambaran itu dihubungkan oleh akalnya dengan penggambaran lain yang timbul kembali sebagai kenangan dalam kesadarannya, menjadi suatu apersepsi1 tentang dirinya sendiri yang tengah menikmati segelas Green Spot dingin, manis, dan menyegarkan pada waktu hari sedang panas-panasnya yang seakan-akan demikian realistiknya sehingga keluarlah air liurnya. Apersepsi seorang individu yang menggambarkan diri sendiri sedang menikmati segelas Green Spot dingin tadi menimbulkan dalam kesadarannya suatu perasaan yang positif, yaitu perasaan nikmat dan perasaan nikmat itu sampai nyata mengeluarkan air liur.
Sebaliknya, kita dapat juga menggambarkan adanya seorang individu yang melihat sesuatu hal yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan, mencium bau busuk, dan sebagainya. Persepsi-persepsi seperti itu dapat menimbulkan dalam kesadaran perasaan yang negatif, karena dalam kesadaran terkenang lagi misalnya bagaimana kita menjadi muak karena sepotong ikan yang sudah busuk yang kita alami di masa lampau. Apersepsi tersebut mungkin dapat menyebabkan kita menjadi benar-benar merasa muak apabila kita mencium lagi bau ikan busuk.
3. Dorongan Naluri
Kesadaran manusia menurut para ahli psikologi juga mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena pengaruh pengetahuannya, melainkan karena sudah terkandung dalam organismenya, dan khususnya dalam gen-nya sebagai naluri. Kemauan yang sudah merupakan naluri pada tiap makhluk manusia itu, oleh beberapa ahli psikologi disebut “dorongan” (drive).
Ada tujuh macam dorongan naluri, yaitu :
  1. Dorongan untuk mempertahankan hidup.
  2. Dorongan seks.
  3. Dorongan untuk usaha mencari makan.
  4. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia.
  5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya.
  6. Dorongan untuk berbakti.
  7. Dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara, atau gerak.
Materi dari Unsur-Unsur Kepribadian
Seorang ahli etnopsikologi, A.F.C. Wallace, pernah membuat suatu kerangka dimana terdaftar secara sistematikal seluruh materi yang menjadi objek dan sasaran unsur-unsur kepribadian manusia. Kerangka itu menyebut tiga hal yang pada tahap pertama merupakan isi kepribadian pokok, yaitu :
  1. Aneka warna kebutuhan organik diri sendiri, aneka warna kebutuhan serta dorongan organik maupun psikologi sesama manusia yang lain daripada diri sendiri. Sedangkan kebutuhan tadi dapat dipenuhi atau tidak dipenuhi oleh individu yang bersangkutan, sehingga memuaskan dan bernilai positif baginya, atau tidak memuaskan dan bernilai negatif.
  2. Aneka warna hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu akan identitas diri sendiri atau identitas aku, baik aspek fisik maupun psikologinya, dan segala hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu mengenai bermacam-macam kategori manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, benda, zat, kekuatan, dan gejala alam, baik yang nyata maupun yang gaib dalam lingkungan sekelilingnya.
  3. Berbagai macam cara untuk memenuhi. Memperkuat, berhubungan, mendapatkan, atau mempergunakan aneka warna kebutuhan dari hal tersebut di atas, sehingga tercapai keadaan memuaskan dalam kesadaran individu bersangkutan. Pelaksanaan berbagai macam cara dan jalan itu terwujud dalam aktivitas dari seorang individu.
Aneka Warna Kepribadian
Aneka warna materi yang menjadi isi dan sasaran dari pengetahuan, perasaan, kehendak, serta keinginan kepribadian serta perbedaan kualitas hubungan antara berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran individu, menyebabkan adanya beraneka macam struktur kepribadian pada setiap manusia yang hidup di muka bumi, dan menyebabkan bahwa kepribadian tiap individu itu unik, berbeda dengan kepribadian individu yang lain.
Ilmu antropologi, dan juga ilmu-ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu politik, dan lain-lain, tidak mempelajari individu. Ilmu-ilmu itu mempelajari seluruh pengetahuan, gagasan, dan konsep yang umum hidup dalam masyarakat — artinya pengetahuan, gagasan, dan konsep yang dianut oleh sebagian besar warga sesuatu masyarakat, yang biasanya disebut “adat istiadat” (customs). Ilmu-ilmu itu juga mempelajari tingkah laku umum, yaitu tingkah laku yang menjadi pola bagi sebagian besar warga sesuatu masyarakat yang diatur oleh adat istiadat tadi. Seluruh kompleks tingkah laku umum berwujud pola-pola tindakan yang saling berkaitan satu dengan yang lain itu disebut sistem sosial (social system).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar