Telah
banyak kajian-kajian yang mengkaji mengenai
pengaruh peran orang tua terhadap perkembangan anak usia dini. Peran
orang tua dalam hal mendidik anak-anak sangatlah berpengaruh,hal ini bisa
diamati dengan adanya kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki oleh anak usia dini
dalam kehidupan sehari-hari seperti cara berbicara,cara bergaul dan cara
bermain dengan teman sebayanya. Pola asuh yang dilakukan oleho orangtua
sangatlah berbeda-beda dan pengruhnya pun juga sangat berbeda-beda ,hal ini
sesuai dengan pernyataan Dorothy Law Nolte yaitu:
“Jika
anak dibesarkan dengan celaan,ia akan belajar memaki. Jika anak dibesarkan
dengan permusuhan ,ia akan belajar berkelahi. Jika anak dbesarkan dengan cemoohan
,ia akan belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,ia akan
menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan toleransi ,ia akan belajar menahan
diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian(motivasi),ia akan belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakukan,ia akan belajar keadilan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman ,ia belajar menaruh kepercayaan. Jika
anak dibesarkan dengan dukungan,ia akan belajar menyenangi diri. Jika anak
dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatn ,ia belajar menemkan cinta di
dalam kehidupan”
Pernyataan Dorothy tersebut
menunjukkan bahwa lingkungan terutama lingkungan keluarga akan membentuk sikap
dan perilaku anak. Setiap orang tua tentu saja menginginkan hal yang terbaik
bagi anak. Namun pada kenyataannya masih terdapat hal-hal yang tidak diinginkan
seperti adanya pola asuh yang kurang sesuai. Pola asuh yang dilakukan oleh
orang tua terhadap anak sangatlah berpengaruh dengan keperibadian serta
perkembangan anak usia dini meliputi fisik,mental,moral,maupun spiritual anak
usia dini tersebut,sebelum mengkaji mengenai pengaruh peran orang tua terhadap
perkembangan anak usia dini,kita klasifikasikan terlebih dahulu mengenai pola
asuh orang tua kepada anaknya. Pola asuh tersebut antara lain :
a. Otoriter : pola ini menggunakan pendekatan yang
memaksakan kehendak orang tua kepada anak. Anak harus menurut orang tua.
Kemauan orang tua harus dituruti,anak tidak boleh mengeluarkan pendapat.
b. Permisif : Orang tua membolehkan anaknya berbuat apa
saja,pada pola asuh ini anak cenderung dimanjakan oleh orang tua.
c. Mandiri : orang tua sangat memperhatikan kebutuhan
anak dan mencukupinya dengan pertimbangan faktor kepentingan dan kebutuhan.
Melihat
mengenai pola asuh yang diberikan oleh orang tua yang memiliki karakteristik
yang berbeda-beda juga memiliki dampak yang berbeda-beda pula. Dampak tersebut
antara lain sebagai berikut :
Otoriter
|
Anak
menjadi penakut,pencemas,menarik diri dari pergaulan,kurang adaptif,kurang
tujuan,mudah curiga pada orang lain dan mudah stres.
|
Permisif
|
Anak
menjadi agresif,tidak patuh pada orangtua,manja,sok kuasa,kurang mampu
mengontrol diri,dan kurang intens mengikuti pelajaran disekolah.
|
Mandiri
|
Anak
mudah mandiri,mempunyai kontrol diri,percaya diri,dapat mudah
beradaptasi,mampu menghadapi stres,patuh,berorientasi pada kemajuan.
|
Dengan
melihat kecenderungan tersebut hendaknya dalam mendidik anak haruslah
diperhatikan dengan baik. Karena proses mendidik anak dengan baik akan
beorientasi pula pada hasil yang baik pula. Sebaliknya jika mendidik anak
dengan proses yang buruk akan memiliki hasil yang buruk pula. Pola asuh yang
digunakan oleh orang tua dalam kehidupan sehari-hari dapat pula diajarkan
kepada anak dengan cara-cara sederhana seperti berikut ini :
a. Berbagi
makanan dengan teman. Dengan cara ini anak akan belajar bagaiman ia akan
membantu dan saling berbagi dengan orang lain.
b. Menabung
. dengan cara ini setidaknya anak akan belajar berhemat ,hal ini akan dibawa
kelak ia akan menjadi orang dewasa.
c. Mengajak
anak untuk selalu beribadah. Dengan mengajak anak untuk beribadah,maka kecerdasan
spiritualnya akan tertanam sejak dini.
d. Selalu
mengenalkan anak dengan orang-orang terdekat atau saudara(tetangga). Dengan
cara ini anak akan belajar bahwa ia tidak hidup secara individual melainkan
hidup bersama dengan orang lain.
e. Memberi
motivasi anak melalui dongeng. Dengan cara memberi cerita kepada anak dengan
cerita yang membangkitkan motivasi,anak akan belajar bagaimana ia akan
menemukan jati diri dan semangat untuk berbuat baik. Contoh dongeng mengenai 3
ekor katak,kura –kura dan kelinci serta cerita yang lainnya.
Kasus-kasus yang
berada dalam kenyataan sehari-hari sangatlah banyak,dalam artikel ini penulis
memberi contoh kasus mengenai pola asuh orang tua yang berupa perlakuan
otoriter,permisif dan mandiri.
a. Otoriter
Kasus mengenai
pola asuh orang tua yang otoriter pada keluarga Pak S(Inisial) ,Pak S dan Bu S
sering memperlakukan anaknya secara otoriter. Anak Pak S sering diperlakukan
secara paksa untuk melakukan suatu hal misalnya dipaksa untuk ikut berjualan
saat anak sedang ingin istirahat,serta sering Pak S dan Bu S berbuat kasar
terhadap anak. Sehingga anak dari Pak S dan Bu S sulit sekali untuk bergaul
dengan teman sebayanya dan penakut.
b. Permisif
Pola asuh orang
tua yang permisif pun tidak baik untuk anak. Kasus ini dilakukan oleh Keluarga
Pak P(inisial),Pak P dan Bu P sering memanjakan anaknya misalnya anak sering
dituruti kemauannya dan juga anak dari Pak P dan Bu P sering diperbolehkan
untuk membeli apapun meski belum tahu manfaatnya. Akibat dari hal ini anak dari
Pak P menjadi manja,menentang orang tua dan cenderung agresif.
c. Mandiri
Pola asuh
keluarga Pak G(inisial),selalu mengajarkan tentang kemandirian seperti
menabung,belajar,dan membiasakan diri dengan hal-hal positif seperti beribadah
maupun membuang sampah pada tempatnya. Dari hal ini anak Pak G menjadi anak
yang mandiri dan terlihat lebih cerdas dari anak-anak sebayanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar