Kamis, 03 Mei 2012

Peran Orang Tua dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini




Telah banyak kajian-kajian yang mengkaji mengenai  pengaruh peran orang tua terhadap perkembangan anak usia dini. Peran orang tua dalam hal mendidik anak-anak sangatlah berpengaruh,hal ini bisa diamati dengan adanya kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki oleh anak usia dini dalam kehidupan sehari-hari seperti cara berbicara,cara bergaul dan cara bermain dengan teman sebayanya. Pola asuh yang dilakukan oleho orangtua sangatlah berbeda-beda dan pengruhnya pun juga sangat berbeda-beda ,hal ini sesuai dengan pernyataan Dorothy Law Nolte yaitu:
“Jika anak dibesarkan dengan celaan,ia akan belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan ,ia akan belajar berkelahi. Jika anak dbesarkan dengan cemoohan ,ia akan belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,ia akan menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan toleransi ,ia akan belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian(motivasi),ia akan belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakukan,ia akan belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan rasa aman ,ia belajar menaruh kepercayaan. Jika anak dibesarkan dengan dukungan,ia akan belajar menyenangi diri. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatn ,ia belajar menemkan cinta di dalam kehidupan”
            Pernyataan Dorothy tersebut menunjukkan bahwa lingkungan terutama lingkungan keluarga akan membentuk sikap dan perilaku anak. Setiap orang tua tentu saja menginginkan hal yang terbaik bagi anak. Namun pada kenyataannya masih terdapat hal-hal yang tidak diinginkan seperti adanya pola asuh yang kurang sesuai. Pola asuh yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak sangatlah berpengaruh dengan keperibadian serta perkembangan anak usia dini meliputi fisik,mental,moral,maupun spiritual anak usia dini tersebut,sebelum mengkaji mengenai pengaruh peran orang tua terhadap perkembangan anak usia dini,kita klasifikasikan terlebih dahulu mengenai pola asuh orang tua kepada anaknya. Pola asuh tersebut antara lain :
a.       Otoriter     : pola ini menggunakan pendekatan yang memaksakan kehendak orang tua kepada anak. Anak harus menurut orang tua. Kemauan orang tua harus dituruti,anak tidak boleh mengeluarkan pendapat.
b.      Permisif     : Orang tua membolehkan anaknya berbuat apa saja,pada pola asuh ini anak cenderung dimanjakan oleh orang tua.
c.       Mandiri     : orang tua sangat memperhatikan kebutuhan anak dan mencukupinya dengan pertimbangan faktor kepentingan dan kebutuhan.
Melihat mengenai pola asuh yang diberikan oleh orang tua yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda juga memiliki dampak yang berbeda-beda pula. Dampak tersebut antara lain sebagai berikut :
Otoriter
Anak menjadi penakut,pencemas,menarik diri dari pergaulan,kurang adaptif,kurang tujuan,mudah curiga pada orang lain dan mudah stres.
Permisif
Anak menjadi agresif,tidak patuh pada orangtua,manja,sok kuasa,kurang mampu mengontrol diri,dan kurang intens mengikuti pelajaran disekolah.
Mandiri
Anak mudah mandiri,mempunyai kontrol diri,percaya diri,dapat mudah beradaptasi,mampu menghadapi stres,patuh,berorientasi pada kemajuan.

Dengan melihat kecenderungan tersebut hendaknya dalam mendidik anak haruslah diperhatikan dengan baik. Karena proses mendidik anak dengan baik akan beorientasi pula pada hasil yang baik pula. Sebaliknya jika mendidik anak dengan proses yang buruk akan memiliki hasil yang buruk pula. Pola asuh yang digunakan oleh orang tua dalam kehidupan sehari-hari dapat pula diajarkan kepada anak dengan cara-cara sederhana seperti berikut ini :
a.       Berbagi makanan dengan teman. Dengan cara ini anak akan belajar bagaiman ia akan membantu dan saling berbagi dengan orang lain.
b.      Menabung . dengan cara ini setidaknya anak akan belajar berhemat ,hal ini akan dibawa kelak ia akan menjadi orang dewasa.
c.       Mengajak anak untuk selalu beribadah. Dengan mengajak anak untuk beribadah,maka kecerdasan spiritualnya akan tertanam sejak dini.
d.      Selalu mengenalkan anak dengan orang-orang terdekat atau saudara(tetangga). Dengan cara ini anak akan belajar bahwa ia tidak hidup secara individual melainkan hidup bersama dengan orang lain.
e.       Memberi motivasi anak melalui dongeng. Dengan cara memberi cerita kepada anak dengan cerita yang membangkitkan motivasi,anak akan belajar bagaimana ia akan menemukan jati diri dan semangat untuk berbuat baik. Contoh dongeng mengenai 3 ekor katak,kura –kura dan kelinci serta cerita yang lainnya.
Kasus-kasus yang berada dalam kenyataan sehari-hari sangatlah banyak,dalam artikel ini penulis memberi contoh kasus mengenai pola asuh orang tua yang berupa perlakuan otoriter,permisif dan mandiri.
a.       Otoriter
Kasus mengenai pola asuh orang tua yang otoriter pada keluarga Pak S(Inisial) ,Pak S dan Bu S sering memperlakukan anaknya secara otoriter. Anak Pak S sering diperlakukan secara paksa untuk melakukan suatu hal misalnya dipaksa untuk ikut berjualan saat anak sedang ingin istirahat,serta sering Pak S dan Bu S berbuat kasar terhadap anak. Sehingga anak dari Pak S dan Bu S sulit sekali untuk bergaul dengan teman sebayanya dan penakut.
b.      Permisif
Pola asuh orang tua yang permisif pun tidak baik untuk anak. Kasus ini dilakukan oleh Keluarga Pak P(inisial),Pak P dan Bu P sering memanjakan anaknya misalnya anak sering dituruti kemauannya dan juga anak dari Pak P dan Bu P sering diperbolehkan untuk membeli apapun meski belum tahu manfaatnya. Akibat dari hal ini anak dari Pak P menjadi manja,menentang orang tua dan cenderung agresif.
c.       Mandiri
Pola asuh keluarga Pak G(inisial),selalu mengajarkan tentang kemandirian seperti menabung,belajar,dan membiasakan diri dengan hal-hal positif seperti beribadah maupun membuang sampah pada tempatnya. Dari hal ini anak Pak G menjadi anak yang mandiri dan terlihat lebih cerdas dari anak-anak sebayanya.
































Tidak ada komentar:

Posting Komentar